Teknologi

Ini Alasan Intensitas Karbon Industri Pelayaran, Dipangkas

×

Ini Alasan Intensitas Karbon Industri Pelayaran, Dipangkas

Sebarkan artikel ini

Oleh : kabarlaut.id

kabarlaut.id – Komitmen dalam lenurunan emisi gas rumah kaca atau GHG, yang memuat visi & misi, level ambisi dan kumpulan upaya tindakan disertai dengan alur waktu pelaksanaan kajian dampak komprehensif serta tahapan pemilihan elemen basket measures jangka menengah (mid-term), telah disepakati dalam MEPC 80 berhasil menyepakati Revisi Strategi IMO 2023, baru-baru ini.

Komite Perlindungan Lingkungan Laut (the 80th Session of the Marine Environment Protection Committee) (MEPC 80). Acara tersebut digelar di Markas Besar IMO, London, Inggris pada 3 – 8 Juli 2023.

“Tercapai kesepakatan dengan narasi penguatan upaya efisiensi energi pada kapal; penurunan intensitas karbon dari industri pelayaran pada 2040 ditargetkan diturunkan menjadi sedikitnya 40% pada 2030 dibandingkan angka tahun 2008; penggunaan teknologi nol atau rendah gas rumah kaca sedikitnya sebesar 5%, diupayakan 10% pada 2030; dan penurunan emisi GHG mencapai net zero pada kisaran waktu atau mendekati, pada 2050,” kata Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Kawasan dan Lingkungan Perhubungan yang bertindak sebegai Ketua Pengganti I Delegasi Indonesia, Capt. Antoni Arif Priadi.

Sementara itu, terkait penetapan economic measures, Indonesia menolak pemilihan measures yang dapat berdampak negatif pada perekonomian negara berkembang. Selain itu economic measures juga harus menjamin adanya transfer teknologi dan pengembangan kapasitas bagi negara berkembang dalam rangka transisi energi dan teknologi.

“Oleh karena itu kami sampaikan bahwa Indonesia tekankan pentingnya pemilihan measures yang tepat untuk menghadapi urgensi perubahan iklim. Selain itu Indonesia juga sampaikan pentingnya pengembangan penggunaan biofuel dalam transisi energi sambil mencari alternatif energi hijau lainnya,” ujarnya.

Indonesia lebih tekankan aspek keselamatan pelaut (seafarer) dalam penerapan teknologi baru terkait penerapan technical measure dan pentingnya peningkatan kapasitas teknis sumber daya manusia untuk menerapkan Revisi Strategi dengan efektif.

Pada Pertemuan MEPC selanjutnya (tahun depan), elemen basket of measures serta kajian dampak komprehensif akan dibahas lebih rinci dan juga mengupas langkah kongkrit apa saja dari perspektif teknis bahan bakar & kapal serta pendekatan ekonomi yang diperlukan untuk mereduksi emisi ini.

“Indonesia juga mendukung pelaksanaan Comprehensive Impact Assessment dan meminta agar data dan informasi yang digunakan faktual dan memperhatikan kondisi masing-masing negara,” ucapnya.

Sebagai informasi, Indonesia juga mensponsori rehat kopi (coffee break) di sela-sela MEPC 80 dalam rangka kampanye pencalonan Indonesia sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C 2024-2025.

Turut hadir sebagai delegasi pada kegiatan tersebut Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Lollan Panjaitan, Atase Perhubungan KBRI di London Barkah Bayu Mirajaya dan Kasubdit Pencegahan Pencemaran dan Manajemen Keselamatan Kapal dan Perlindungan di Perairan Dit. Perkapalan dan Kepelautan, Sthephanus Risdiyanyo serta perwakilan dari Kementerian/Lembaga terkait.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *